Melalui Diksi Sebuah Karya Seni Menjadi Lebih Berkarakter (Resume KBMN30 PGRI pertemuan ke-7)

Narasumber            : Maydearly

Materi                    : Diksi dan Seni Bahasa
 

Pemateri memulai pemaparanya melalui sebuah pertanyaan : Mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa? Dan jawabanya adalah karena banyak keindahan dari sebuah "kata" melampaui keindahan yang lebih dalam (yang hanya bisa dijabarkan dengan ketajaman naluri/insting seseorang)

Secara linguistik "diksi" berasal dari bahasa bahasa Latin: dictionem Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction. Kata kerja ini berarti: Pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan pembacanya.

Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah. Gagasan dia lebih dikenal dengan puisi namun selanjutnya melebar ke karya sastra genre yang lain.

Pada karya sastra drama, William Shakespeare dikenal sangat piawai dalam memainkan diksinya.

Seorang penulis akan mampu berdiksi ababila ia mampu menerapkan 5 hal di berikut ini:

1. Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. Ini sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya seperti angin.

2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.

3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.

4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. 

5. Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Dengarlah, lalu tuliskan. 

Dengan melibatkan kelima unsur di atas akan memantik sebuah karya yang natural dan mempunyai ruh personal seorang penulis/sastrawan.

Kesimpulan:

Diksi adalah pilihan kata-kata dan cara penyampaian dalam berbicara atau menulis. Ini termasuk pilihan kata yang digunakan untuk menciptakan efek tertentu, mengungkapkan emosi, atau menyampaikan pesan dengan cara yang berbeda. Diksi memainkan peran penting dalam membentuk gaya bahasa seseorang dan dalam menyampaikan pesan dengan jelas dan efektif. Terlebih dalam sebuah tulisan bahkan puisi.

Pada sesi tanya jawab disimpulkan bahwa diksi adalah naluri/insting dan perbendaharaan kata yang kaya, dilatih dengan banyak membaca karya orang lain. Narasumber sering berselancar di google. Salahsatunya di domain jago kata.com

Sekarang izinkan saya kembali menyampaikan sebuah kutipan :

"Puisi adalah bahasa yang mencoba melampaui bahasa itu sendiri" - T.S. Eliot

Terakhir lagi-lagi curhatan penulis. Saya pernah buat sebuah dokumentasi yang boleh dibilang serupa dengan naskah dramanya William Shakespeare lebay.com hehe..., kemudian saya akhiri dengan diksi narasi penutup berupa voice over, bedanya karya saya ini bukan fiksi melainkan kronologi sebuah momen. Yuk buktikan, simak videonya:



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemampuan Penulis Menulis Buku Digital Satu Keniscayaan (Resume KBMN30 PGRI pertemuan ke-16)

Majalah Sekolah Sebagai Panggung Kreasi, Inovasi, kolaborasi dan Informasi (Resume KBMN30 PGRI pertemuan ke-11)

Pemasaran dan Teknik Promosi Buku menuju Motivasi Menulis (Resume KBMN30PGRI pertemuan ke-20)