Mari Berpantun untuk Lestarikan Budaya Bangsa (Resume KBMN PGRI30 Pertemuan ke-13)

 


Materi            : Kaidah Pantun

Narasumber    : Miftahul Hadi, S.Pd.

Moderator        : Helwiyah, S.Pd., M.M.


Materi pantun dibuka dengan rentetan pantun-pantun indah baik dari Moderator maupun Narasumber.

Narasumber kali ini alumni KBMN 17 dan Beliau berhasil menemukan potensinya melalui pantun. Banyak torehan prestasi dari pantun diantaranya mendapat kesempatan menjadi juri di acara festival pendidikan negeri serumpun pada tahun 2021, menjadi duta pantun Indonesia di Timor Leste.

Berbicara pantun mindset kita umumnya hanya tertuju kepada daerah Melayu yaitu sebuah suku bangsa di daerah Sumatera. Namun ternyata pantun tersebar keseluruh wilayah Indonesia, seperti di Tapanuli dikenal dengan Ende-Ende, Di Sunda dikenal dengan Paparikan, Di  Jawa dikenal dengan nama Parikan.

Pantun seringkali kita dengar saat pidato atau sambutan. Namun yang membuat khawatir adalah pantun digunakan untuk mengolok-olok orang lain, seperti yang sering kita saksikan di acara televisi.

Kita patut berbangga karena pantun telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda secara nasional pada tahun 2014. Menyusul pada tanggal 17 Desember 2020 pantun ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO pada sesi ke 15 intergovernmental comittee for the safeguarding of the intangible cultural heritage.

Dengan begitu bukan artinya kita harus berhenti sampai disitu, menurut Narasumber justru kita harus lebih giat lagi melestarikan budaya ini.

Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)

Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)

Pantun termasuk puisi lama yang terdiri dari empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut dengan pembayang atau sampiran, dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi (Yunos, 1966; Bakar 2020)

Fungsi pantun dalam kehidupan sehari-hari adalah:
Digunakan dalam komunikasi sehari-hari,
Sambutan dalam pidato,
Menyatakan perasaan,
Lirik lagu,
Perkenalan,
Berceramah/dakwah.

Selain yang telah dijelaskan di atas, fungsi lain dari pantun antara lain :
Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir.

Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar.
Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat.
Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata.
Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.

Karakteristik/ciri-ciri pantun:
Satu bait terdiri atas empat baris
Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata
Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata
Bersajak a-b-a-b
Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang
Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud

Contoh pantun
Memotong rebung pokok kuini,
Menanam talas akar seruntun,
Mari bergabung di malam ini,
Dalam kelas menulis pantun.

Pantun di atas terdiri atas empat baris.

Baris pertama terdiri atas empat kata, baris kedua terdiri atas empat kata, baris ketiga terdiri atas empat kata, baris keempat terdiri atas empat kata.

Baris pertama terdiri atas sepuluh suku kata, baris kedua terdiri atas sepuluh suku kata, baris ketiga terdiri atas sepuluh suku kata, baris keempat terdiri atas sepuluh suku kata

Baris pertama berakhiran kata ni,
Baris kedua berakhiran kata tun,
Baris ketiga berakhiran kata ni,
Baris keempat berakhiran kata tun.

Itu artinya sajaknya a b a b

Lalu, apa bedanya pantun dengan syair dan gurindam?


Contoh syair:
Ke sekolah janganlah malas,
Belajar rajin di dalam kelas,
Jaga sikap janganlah culas,
Agar hati tak jadi keras

Contoh gurindam:
Jika selalu berdoa berdzikir,
Ringan melangkah jernih berpikir.
Jika rajin zakat sedekah,
Allah akan tambahkan berkah.

Karmina, atau pantun kilat
Contoh:
Sudah gaharu cendana pula,
Sudah tahu bertanya pula.

Trik Mudah Menulis Pantun
1. Memahami karakteristik/ciri-ciri pantun
2. Menguasai perbendaharaan kata
3. Menulis isi pantun
4. Menulis sampiran

Perbendaharaan kata menjadi penting untuk pemilihan kata yang sama.
Menguasai perbendaharaan kata
Contoh:
1. Tahu, baju, perahu, suhu.
2. Baik, naik, Daik, asyik.
3. Cinta, pelita, kata, jelita, kota.
4. Datang, petang, batang, kentang.
5. Suka, cempaka, cuka, Malaka.
Narasumber biasa mencari kata di https://kuncitts.com/
Usahakan jangan memakai nama orang, merk dagang dalam pemilihan kata. Karena akan mengurangi keindahan bahasa.

Pertemuan dilanjutkan dengan tantangan Narasumber untuk menyelesaikan pantun berikut:
.......................
.......................
Apa tanda insan yang santun,
Akal diisi ilmu berguna.

Berkali-kali penulis mencoba ternyata perbendaharaan kata penulis belum cukup cepat untuk menemukan kata-kata yang sepadan... :)

Tapi walaupun begitu syukur alhamdulillah dapat ilmu baru malam ini, semoga berkah.

Mana ada santan nan anggun,
Cakal kesisi disitu Tuna.
Apa tanda insan yang santun,
Akal diisi ilmu berguna.

Itulah jawaban pantun yang penulis temukan.
Beragam jawaban dan revisi pantun mengalir tiada henti tanda antusiasme peserta pada materi ini, sampai akhirnya pertemuan harus ditutup karena waktu jugalah yang sudah tidak memungkinkan.

Kesimpulan: Pantun adalah bentuk sastra puisi empat baris dengan rima akhir pada setiap barisnya, mempunyai kaidah tersendiri yaitu bersajak A B A B dan antara sampiran dan isi tidak memiliki sebab akibat. Pantun biasanya digunakan untuk mengungkapkan gagasan atau perasaan dengan gaya yang indah dan kiasan. Pantun sering digunakan dalam sastra, puisi lisan, dan berbagai situasi komunikasi sehari-hari.

Komentar

  1. Resumenya lengkap .. amankan ke word untuk bahan buku solo pak. .

    BalasHapus
  2. Resumenya komplit ....amankan ke word untuk bahan buku solo pak.....

    BalasHapus
  3. Resume yang lengkap dan jelas. Selamat dan semangat bapak.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemampuan Penulis Menulis Buku Digital Satu Keniscayaan (Resume KBMN30 PGRI pertemuan ke-16)

Majalah Sekolah Sebagai Panggung Kreasi, Inovasi, kolaborasi dan Informasi (Resume KBMN30 PGRI pertemuan ke-11)

Pemasaran dan Teknik Promosi Buku menuju Motivasi Menulis (Resume KBMN30PGRI pertemuan ke-20)