Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2023

Melalui Diksi Sebuah Karya Seni Menjadi Lebih Berkarakter (Resume KBMN30 PGRI pertemuan ke-7)

Gambar
Narasumber               : Maydearly Materi                         : Diksi dan Seni Bahasa   Pemateri memulai pemaparanya melalui sebuah pertanyaan : Mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa? Dan jawabanya adalah karena banyak keindahan dari sebuah "kata" melampaui keindahan yang lebih dalam (yang hanya bisa dijabarkan dengan ketajaman naluri/insting seseorang) Secara linguistik "diksi" berasal dari bahasa bahasa Latin: dictionem Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction. Kata kerja ini berarti: Pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan pembacanya. Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah. Gagasan dia lebih dikenal dengan puisi namun selanjutnya melebar ke karya sastra genre  yang lain. Pada karya sastra drama, William Shakespeare dikenal sangat piawai dalam memainkan diksinya. Seorang penulis akan mampu ber

Catatan Awal

Gambar
Catatan awal. Apa, siapa, kenapa, dimana, dan bagaimana? Semua berawal dari coba-coba, guruku adalah pengalamanku. Mudah-mudahan jadi awal yang baik. Saran dan kritik ditunggu kedatangannya. Ba'da Isya Pantai Pangandaran 11 Mei 2008

"Keyakinan Kita Untuk Menulis" Bukanlah Berarti Tidak Ada Keraguan, Tetapi Kemampuan Untuk Bergerak Maju, Meskipun Ada Keragu-raguan (resume KBMN30PGRI pertemuan ke-6)

Gambar
  Narasumber         : Ditta Widya Utami, S.Pd.Gr. Materi                   : WB atau writer's block WB adalah keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis dengan tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Wajar bila seorang penulis terserang WB. Seorang professional punya kemungkinan terserang WB. Yang membedakan adalah seberapa cepat kita menanganinya. Kenalilah diri kita terlebih dahulu untuk mengatasi WB. WB bisa disebabkan oleh: 1. Mencoba topik/tema baru Merubah kebiasaan menulis tentunya adalah sebuah tantangan. 2. Stres dan Lelah Fisik/Mental Merasa stres ketika mulai menulis, kuncinya adalah "menyempatkan waktu", bukan menyisakan waktu untuk menulis. 3. Terlalu Perfeksionis Sikap kehati-hatian yang berlebihan dapat menyebabkan kevakuman, lebih baik menyelesaikan tulisan kurang bagus dari pada tidak menyelesaikannya. Kesimpulan final yang penulis tangkap dari pemaparan materi dan diskusi yang diadakan di sesi terakhir pertemuan kali

Puncak-Puncak Dunia (Eksplorasi Memukau Gunung dan Pegunungan di Seluruh Dunia)

Gambar
                                                                                       www.googleearth.com Halo pemirsa, sebagai seorang pendaki gunung dan aktif dikegiatan kepencintaalaman kali ini penulis sedang merenung tentang keindahan alam yang luar biasa yang tersebar di seluruh dunia? Dengan modal internet lalu searching karya-karya Creative Common (CC). Penulis akan membawa Anda dalam penjelajahan alam yang megah, yaitu gunung dan pegunungan. Puncak-puncak tertinggi yang mengesankan dan mengingatkan kita akan pesona alam mereka yang memukau. Mari kita mulai! Gunung Everest: Puncak Dunia yang Menakjubkan Tidak mungkin kita membahas keindahan gunung tanpa mengingatkan Anda pada salah satu ikon paling menakjubkan, Gunung Everest, yang juga dikenal sebagai "Puncak Dunia." Terletak di Pegunungan Himalaya, Everest memainkan peran kunci dalam sejarah penjelajahan manusia. Dengan ketinggian mencapai lebih dari 8.800 meter di atas permukaan laut, Gunung Everest menjadi tantan

Lebih Menyenangkan Kita Mengajar Dengan Bahan Ajar Buatan Sendiri (Resume KBMN PGRI 30 pertemuan ke-5)

Gambar
  Materi                   : MENULIS BUKU AJAR Narasumber       : Dr.MUDAFIATUN ISRIYAH, S. Pd, M. Pd Beliau dosen dan pengajar di FIP  prodi BK UNIPAR Jember. Menulis Buku Ajar, sebelumnya penulis ingin menyampaikan sesuatu bahwa sekarang penulis sudah tidak aktif mengajar, tapi dari pengalaman penulis pernah menjadi pengajar dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2021. Maka dari itu tak berlebihan kalo penulis mengatakan sudah tidak asing dengan yang Namanya Buku Ajar. Yuk kita menyimak materinya : Pertemuan dibuka dengan pertanyaan narasumber “Sejauh mana minat Anda membuat Buku Ajar? ingin membuat langsung atau masih ditunda?” Menurut narasumber ide akan langsung tertuang Ketika kita serta merta langsung menuliskanya, karena belum tentu ide itu datang untuk yang keduakalinya Ketika kita memutuskan untuk menunda tulisan kita. Tujuan pertemuan ini adalah peserta mampu membuat buku ajar sesuai kaidah-kaidah yang ada. Bahan Ajar VS Buku Ajar. Bahan ajar. -         Bahan

Perjalanan Menggali Potensi Diri

Gambar
Tantangan ( challenge ) adalah sesuatu yang Penulis suka. Ketika seorang pimpinan (Pak Drs. H. Asep Jamal Nurarifin, M.Pd.) memberikan sebuah tantangan untuk membimbing siswa dalam sebuah lomba film pendek yang diselenggaran Direktorat PSMA penulis sempat berfikir ini adalah bidang yang sudah lama penulis tinggalkan dan hampir terlupakan. Penulis pernah mendalami perfilman tahun 2007 ketika bertugas sebagai guru honorer di sebuah sekolah yang membuka eskul potografi dan perfilman namun akhirnya pada tahun 2010 penulis harus meninggalkan tugas tersebut karena harus fokus di sekolah tempat penulis kini bertugas sebagai PNS.  Selanjutnya Penulis berinisiatif untuk meminta bantuan seorang alumni yang Penulis kenal baik beliau adalah Kak Syamsul Arifin, S.Sn. seorang alumni SMAN 9 Bekasi yang menyelesaikan pendidikanya di IKJ dan sekarang berprofesi sebagai sutradara. Akhirnya dengan segala daya dan upaya ditengah dead line pengumpulan karya yang hanya menyisakan waktu tiga minggu. Penulis

“Mulailah dari apa yang kita suka dan kita kuasai” KBMN PGRI pertemuan ke-4

Gambar
  Materi                                 : Gali Potensi Ukir Prestasi Narasumber                        : Aam Nurhasanah, S.Pd Moderator                           : Helwiyah, S.Pd.,MM.   Lagi-lagi ada hal yang menarik yang saya petik dari pertemuan maya KBMN PGRI ke-4 kali ini antara Ibu Aam dengan saya sebagai peserta sama seperti di pertemuan sebelumnya dengan Bunda Kanjeng. Bedanya kalo sekarang antara Narasumber dan saya sebagai peserta sama-sama suka “curhat” dalam tulisannya. Itulah buktinya setiap resume saya awali dengan curhat hehe… Baik sekarang kita langsung ke ringkasan materinya : -         Semangat juang, semangat untuk berkembang, semangat untuk berprestasi, pantang menyerah adalah modal utama. Itu yang saya tangkap dari pejabaran awal narasumber yang menyodorkan berbagai bukti karya nyata dan pengalaman yang telah dilewati dari awal hingga saat ini. -         “Kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda” itu pula yang diungkapkan moderator sebagai penguatan pe

Multi Tasking Writer (buy 1 get 2) KBMN PGRI pertemuan ke-3

Gambar
  Materi              : Teknik Penulisan Resume Narasumber      : Raliyanti, S.Sos., S.Kom., M.Pd. Ada hal yang menarik dari pertemuan maya KBMN PGRI kali ini. Apa itu? Jawabannya kondisi pemateri dengan saya sebagai peserta ternyata sama-sama dalam keadaan sibuk dengan kegiatan lain. Kalau Ibu Raliyanti sibuk dengan kemacetan lalu-lintas sementara saya sibuk dengan kegiatan dilingkungan domisili. Tapi hal itu tidak mengurangi semangat kami dalam mengikuti kegiatan ini. Itulah kenapa saya ambil judul tulisan di atas. Ayo kita mulai! Perlu saya sampaikan suasana begitu hangat walau kami tidak bertemu langsung. Bunda Yanti begitu ramah dan humble penjelasannyapun begitu jelas dan mudah dicerna. Secara global beliau memaparkan materi diantaranya : -         Dalam membuat resume harus memuat judul dan narasumber ; -         Resume bersifat singkat, padat (tidak bertele-tele) alias menghindari paragraph yang terlalu panjang yang membosankan ; -         Hindari plagiarisme denga

Bandungmu Adalah Bandungku

Gambar
"Bandungmu adalah Bandungku" mengapa saya pilih judul ini? Emh terus terang dari lubuk hati saya merasa kehilangan kota ini karena sudah tidak lagi tinggal disekitar kota ini dan Bandung sekarang telah banyak berubah dari Bandung yang saya kenal dahulu.  Saya lahir dan dibesarkan disebuah kota kecil yang berbatasan dengan Bandung Utara. Semasa kanak-kanak saya hanya mengandalkan jalan kaki untuk mengunjungi saudara-saudara dari ayah. Karena kakek dan moyang saya adalah penduduk asli kota ini. Keadaannya tidak seperti sekarang, dahulu saya diajak jalan kaki dari daerah Ledeng (Jl. Setia Budi) ke daerah Sukajadi dimana saudara dan handaitolan tinggal disekitar wilayah ini. Melewati pesawahan, perkebunan penduduk, jalan setapak untuk akhirnya sampai di tempat tujuan. Begitupun saudara yang ada disana seringkali hanya mengandalkan jalan kaki untuk mengunjungi keluarga kami. Itu terjadi sekitar 40 (empat puluh) tahun yang lalu karena usia saya sekarang sudah hampir setengah abad.

Sumpah Pemuda 1928 Tonggak Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

Gambar
Sumpah Pemuda adalah momen sejarah penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 28 Oktober 1928, pemuda-pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang etnis dan suku bangsa berkumpul di Jakarta pada waktu itu Batavia untuk menyatakan tekad mereka dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan Belanda. Sumpah Pemuda menjadi tonggak penting dalam perjalanan menuju kemerdekaan Indonesia. Pada awal abad ke-20, Indonesia merupakan jajahan kolonial Belanda yang dikenal sebagai Hindia Belanda. Di bawah penjajahan, Indonesia mengalami berbagai bentuk eksploitasi, penindasan, dan pemiskinan. Hal ini memicu perlawanan, termasuk perlawanan fisik dan perjuangan politik. Pada saat itu mereka adalah generasi muda yang semakin sadar akan pentingnya membebaskan bangsa mereka dari penjajahan. Pemuda-pemuda ini memiliki semangat nasionalisme yang tinggi dan keyakinan bahwa kemerdekaan adalah hak yang harus mereka perjuangkan. Kongres Pemuda (ejaan van Ophuysen: Congres Pemoeda) ad

Menjadikan Menulis Sebagai Passion (Resume Materi ke-2 KBMN 30. 18 Oktober 2023)

Gambar
  Menulis adalah "Passion". adalah ungkapan yang sangat tepat untuk memulai sebuah tulisan. Bahkan saya menafsirkan lebih dari itu. Pada dasarnya semua kegiatan kita, dalam hidup ini harus mempunyai passion dan bernilai ibadah. Seiring dan sejalan dengan nash yang dikutip narasumber dalam pembahasan kali ini bahwa "tidak semata-mata Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah". Juga sebuah hadits nabi yang artinya : "sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi manusia lain".  Narasumber Ibu Dra. Sri Sugiastuti memberikan materi ini dengan sangat gamblang dan jelas. Dengan didukung karya-karya nyata beliau yang disodorkan membuat semuanya menjadi jelas dan sangat memotivasi serta menginspirasi kami sebagai pemula untuk memulai. Terima kasih Bu, semoga ini menjadi kebaikan buat kita semua. Semoga Ibu selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan, dan kami khususnya bisa memulai menulis dengan lebih baik dan produktif.

Yogyakarta. Kejayaan, Perjuangan, dan Kearifan Lokal.

Gambar
     Kota Yogyakarta, sering disebut sebagai "Jogja" oleh penduduk setempat, adalah salah satu kota paling istimewa di Indonesia. Kota ini bukan hanya dikenal sebagai pusat kebudayaan dan pendidikan, tetapi juga memancarkan pesona sejarah yang kaya dan kearifan lokal yang luar biasa. Di artikel ini saya coba bahas sejarah Kota Yogyakarta, dari awal berdirinya hingga menjadi salah satu tujuan wisata paling menarik di Indonesia.         Sejarah Kota Yogyakarta bermula pada tahun 1755 ketika Sultan Hamengkubuwono I, yang saat itu masih bergelar Pangeran Mangkubumi, memutuskan untuk memisahkan diri dari Kesultanan Mataram yang berada di bawah kendali Belanda.         Pendirian Yogyakarta tidak berjalan mulus. Pemerintah Belanda mencoba untuk mengontrol wilayah ini, tetapi Sultan Hamengkubuwono I berhasil mempertahankan kedaulatan Yogyakarta dengan bantuan pasukan Mataram yang setia kepadanya. Masa perjuangan Sultan Hamengkubuwono I dan penerusnya di Yogyakarta merupakan periode p